Sabtu, 14 November 2009

Bantahan Terhadap Mitos Kiamat 2012


Berdasarkan kalender bangsa Maya, kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012 karena pada hari itu merupakan akhir dari siklus kalender. Berakhirnya siklus tersebut disebabkan oleh "kehabisan angka". Berbeda dengan sistem kalender yang lain, bangsa Maya menggunakan sistem basis bilangan 20 (bi-desimal). Mengutip tulisan Avivah Yamani di langitselatan.com dengan metode penulisan 0.0.0.0.0 dan kebiasaan bangsa Maya dengan siklus 13 dan 20, permulaan kalender ekivalen dengan 11 Agustus 3114 BCE, maka posisi 13.0.0.0.0 sebagai  angka terbesar ekivalen dengan 21 Desember 2012. Setelah tanggal itu atau 22 Desember 2012 kalender Maya tidak mengenal angka 13.0.0.0.1 atau yang lebih besar karena akan kembali pada posisi 0.0.0.0.1 sebagai permulaan siklus yang baru. Inilah yang dimaksud dengan kehabisan angka.

Coba ingat kembali kejadian beberapa saat sebelum tahun 2000 lalu, yang ramai dibahas tentang isu kiamat digital, dimana komputer akan kembali pada angka tahun 00. Pada saat itu media mengekspos akan terjadi  kekacauan besar - besaran karena semua mesin akan mengalami kekacauan. Lampu lalu lintas menjadi tidak karuan. Para nasabah bank akan kehilangan account-nya. Kantor - kantor kembali menggunakan mesin ketik manual. Mobil - mobil modern mogok. Dan banyak hal yang terlalu dibesar - besarkan. Namun, apa kenyataannya setelah kita melewati tahun tersebut. Tidak terjadi apa - apa.
Isu kiamat 2012  karena berakhirnya kalendar Maya tersebut kurang lebih sama dengan millenium bug beberapa tahun yang lalu itu.

Sementara bila meninjau pada fakta - fakta ilmiah juga masih meragukan. Misalnya soal keretakan medan magnet bumi yang ditaksir sepanjang 160.000 km di angkasa yang disebut sebagai South Atlantic Anomaly (SAA). Sedangkan fakta yang ada, SAA merupakan area dimana posisis radiasi Sabuk Van Allen paling dekat dengan permukaan bumi dan terjadi akibat perbedaan viskositas antara batuan kerak bumi dan selubung dengan inti bumi.

Kemudian soal meletusnya kembali kaldera Yellowstone yang dikatakan memiliki siklus rata - rata 600.000 tahun sekali itu ternyata tidaklah benar. Bila merujuk pada  USGS yang langsung memantaunya ternyata memiliki siklus rata - rata 640.000 tahun. Jadi masih ada 40.000 tahun lagi. Dalam vulkanologi, siklus rata - rata hanya sebagai patokan, tidak dapat dijadikan acuan untuk prediksi, apalagi peramalan. Lihat saja Gunung Merapi di Jawa yang memiliki siklus rata - rata 2 - 3 tahun. Letusan terakhir terjadi pada 2006 dan sampai saat ini tidak menunjukkan tanda apa - apa.

Seperti pernah dikutip (AR Sugeng), potensi kiamat terbesar berasal dari badai matahari, yang berdasarkan siklus terjadi pada 2011 - 2012, dimana jumlah sunspot mencapai puncaknya. Model matematis NASA menyebutkan bahwa badai matahari ini akan sama dengan peristiwa pada tahun 1989 yang mengakibatkan rusaknya sistem telekomunikasi, satelit, dan kelistrikan. Bahkan membelokkan jarum kompas sebesar 7 derajat yang mengakibatkan kerusakan trafo Ontario Hydro sehingga listrik padam selama 9 jam di sebagian AS dan Kanada. Dalam badai matahari 2011 - 2012 yang kekuatannya dapat membelokkan jarum kompas sebesar 12 derajat, tentunya wilayah jangkauan kerusakannya juga akan melebar (diperkiarakan sampai ekuator).

Tentang tumbukan benda langit, memang tata surya kita sedang melintasi bidang galaksi Bima sakti dan itu akan menyebabkan perturbasi gravitasi dari bintang - bintang tetangga kita menjadi maksimal. Persoalannya, kapankah itu?


Bangsa Maya


sumber: kaskus.us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar